Kara Benguk Dapat Memacu Pertumbuhan Sapi?


Saat ini feedloter (industri penggemukan sapi potong) sedang menghadapi tantangan berat. Harga sapi bakalan impor yang stabil tinggi mengakibatkan harga pokok produksi membengkak. Di sisi lain, serbuan daging kerbau dari India menyebabkan permintaan daging sapi segar menurun drastis. Survei oleh Asosiasi Pedagang Daging Indonesia menunjukkan volume pemotongan sapi di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) turun 47% selama periode Januari hingga Mei 2017. Sebagaimana diketahui, RPH adalah pemasok utama daging sapi segar ke pasar tradisional. Anjloknya permintaan daging sapi segar dari pasar tradisional mengakibatkan RPH harus mengurangi volume pemotongan sapi, yang berarti, permintaan sapi dari RPH ke feedloter juga menurun.


Feedloter mau tidak mau harus memeras otak untuk bisa bertahan hidup. Dalam situasi seperti ini, feedloter tidak boleh tergoda untuk mengambil jalan pintas yang membahayakan. Misalnya, menggunakan senyawa beta agonis dalam proses penggemukan sapinya.


Senyawa ini memang terbukti dapat meningkatkan performa fisik sapi potong. Bentuk fisik sapi yang diberi beta agonis akan terlihat semok, berotot tanpa lemak. Ketika dipotong persentase karkasnya lebih tinggi dari biasanya, bisa mencapai 55% dari semula sekitar 50%. Peningkatan persentase karkas ini bisa memberikan tambahan pendapatan jutaan rupiah per ekor sapi.


Karena berbahaya bagi kesehatan, penggunaan senyawa ini telah dilarang di seluruh dunia. Bukan hanya dalam penggemukan sapi, beta agonis juga terlarang dimanfaatkan pada ternak lainnya.


Residu beta agonis pada daging sapi tidak akan hilang meski daging dipanaskan dalam suhu tinggi. Jika dikonsumsi, residu ini akan masuk dan tertinggal dalam tubuh manusia. Ketika residu sudah di atas batas, dampak paling sederhana adalah menimbulkan hipotensi atau tekanan darah rendah. Konsumsi daging sapi yang mengandung senyawa ini sangat berbahaya pada seseorang yang memiliki riwayat lemah jantung.


Kara Benguk sebagai Pengganti Beta Agonis?



Untuk mencari alternatif zat pemacu pertumbuhan sapi yang aman, sekelompok peneliti melakukan riset terhadap kara benguk. Tanaman ini tergolong dalam kacang-kacangan. Kara benguk mengandung senyawa aktif antara lain L-dopa yang diduga dapat memacu pertumbuhan (growth promotor) pada sapi potong.


Penelitian invivo dilakukan di PT Karya Anugerah Rumpin. Ternak yang digunakan adalah 16 ekor sapi SO jantan periode finisher dengan rata-rata bobot badan 488 kg. Kara benguk diberikan dalam bentuk tepung dan tempe. Selain kara benguk, pakan dalam bentuk konsentrat diberikan berupa campuran molasses, bungkil inti sawit, dedak, gaplek, kopra, onggok, corn glutein feed, fishmeal, soy bean meal, dan jagung. Hijauan diberikan sebanyak 15%.


Setelah periode tertentu, bobot sapi ditimbang. Hasilnya, bobot sapi yang diberi tepung kara benguk 8% lebih tinggi dibandingkan sapi yang hanya diberikan konsentrat tanpa kara benguk. Sapi yang diberi kara benguk juga terbukti tidak mengalami masalah kesehatan. Sayang sekali, persentase karkas tidak termasuk yang diuji dalam penelitian ini.